Wawancara dengan ASHRAF SINCLAIR sbg. FREDO
Bisa cerita di film Saus Kacang ini berperan sebagai siapa?
Dalam film ini saya berperan sebagai Fredo. Fredo adalah seorang yang awalnya sangat confidence. Akan tetapi karena suatu hal dia menjadi drop banget, sangat-sangat terpukul, sehingga kepribadiannya berubah. Hal ini ditunjukan Fredo dengan cara marah-marah, dia benar-benar luapkan terus kemarahannya. Setelah itu ia benar-benar bersedih. Hingga kemudian pada akhirnya dia merasa capek, letih sehingga kemudian kemarahan dan kesedihannya itu hilang. Di saat itulah dia mulai bisa menemukan dirinya kembali, lebih tenang. Nah di dalam ketenangannya itulah dia baru melihat sosok Dewi.
Kenapa kamu sampai tertarik untuk bermain di Film Saus Kacang ini?
Banyak hal yang menyebabkan saya tertarik bermain di film ini. Salah satunya adalah bisa berkerja sama dengan Bunga, karena terus terang kita dah lama banget pengen main bareng. Selain itu syutingnya di Bali pula. Siapa yang tidak mau?!.
Tapi yang paling penting dari semuanya adalah ceritanya bagus dan menarik. Sebab kalau ceritanya ga menarik saya juga ga mau. Ceritanya sangat ringan, sangat romantis dan syutingnya juga di Bali…itulah yang membuat saya mau bermain di Film Saus Kacang.
Dalam Film ini kan ada komedinya..ada kesulitan ga memerankan karakter yang angkuh, tapi komedinya juga harus dapet?
Bagi saya memainkan peran itu kita harus total. Jadi ini sangat menyenangkan dan menjadi suatu tantangan bagi saya. Di sini perang Fredo yang saya lakukan harus all out, seperti yang saya bilang sebelumnya, saya harus terus-terus marah, lalu saya harus sedih. Capek ya, karena emosinya harus all out…tapi jadinya lucu juga, saya jadi trying hard untuk melakukannya. Saya rasa saya memang suka komedi Indonesia.
Gimana rasanya main Film bareng pacar sendiri?
Kadang-kadang kalau satu hari ada beberapa adegan yang berantem terus-terusan, setelahnya syuting malamnya jadi suka terbawa juga, jadi berkelanjutan berantemnya….hahaha.
Tapi lalu ada syuting adegan berikutnya dimana Fredo dan Dewi mengatasi masalah tersebut, dimana meraka yang harus saling memahami dan mengerti. Jadi ada sedikit unsur Bunga dan Ashraf juga disitu, yang juga mencoba saling mengerti dan memahami, setelah berantem sebelum-sebelumnya. Hahaha.. jadi seperti pembelajaran juga lah buat kita.
Film ini kan proyek pertama Ashraf bermain dengan Bunga, ada keinginan untuk bermain bareng lagi ga?
Bagus…bagus…memang saya banyak belajar dari dia dan dia juga banyak belajar dari saya. Saya senang bisa bermain bersama, mungkin abis ini ga ada lagi syuting bareng sebagai seorang couple, berpacaran gitu. Mungkin kalau ada lagi ingin saya mencoba suatu peran yang berbeda, tapi harus dilihat dulu, kalau terlalu beda dan tidak bercerita tentang percintaan…film-film yang lain tuh ga mau. Sebab kalau suatu hari ada adegan berantemnya..malam harinya berantem juga, nanti malah kebawa sampai selanjutnya…..hahahaha.
Ada kesulitan ga untuk membangun chemistry dengan Bunga?
Harus lupa chemistry jadi kayak baru kenal lagi. Kalau syuting sama Bunga tuh senang, lebih ngampang untuk dapet chemistrynya. Cuma kita harus ngasih tanda, misalnya kalau ada adegan berantem, marah-marah, kadang-kadang ada rasa ingin peluk Bunga terlihat seperti mau menangis, tapi kan gak bisa, nanti susah lagi bangun emosinya, jadi harus naik terus, naik. Karena di sini kita banyak adegan berantemnya ya. Berat sekali itu.
Ada ga pekerjaan kamu yang harus ditinggalkan?
Ada juga perkerjaan di Malaysia yang harus saya cancel, contohnya FTV Brunei, karena saya menjalankan syuting film ini. Mereka minta untuk ambil satu hari libur, tapi memang ga bisa, walaupun lumayan juga sih kerjaan di Brunai itu.
Bagi saya…saya tidak hitung apa yang tidak saya dapat, tapi saya hitung apa yang saya dapat. Jadi banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang saya dapat selama syuting ini, lebih dari yang lain. Ya mungkin belum rezekinya kali yah.
Ada tuntutan khusus nga dari sutradara atau crew?
Ada satu adegan dimana saya dan Bunga harus berdiri di pinggiran Tanah Lot ada sunset dibelakang, udah gitu syutingnya kan buru-buru karena ngejar sunset gitu. Ketika crew-crew lagi pada setting, saya dan Bunga lagi berdiri, lg nunggu gitu…tiba-tiba ada moment sendiri keliatannya kayak yang Waahhh, terasa romantis banget berada di dekat sunset. Tapi..itu hanya antara kita berdua, Ashraf dan Bunga. Pas mereka bilang…”ok, kamera roll…action…” udah beda lagi, itu Fredo dan Dewi.
Tapi ada juga pada saat itu menikmati full perasaan sebagai karakter atau sebagai pasangan. Jadi pada saat itu perasaan kita berdua terasa waw…kita berdua syuting di Bali nih, lokasinya cantik, pemandangannya yang bagus, walaupun keadannya lagi ribet nyiapin syuting ngejar sunset itu. Beruntung pada saat itu, ketika kamera action…karakternya langsung berubah namun perasaan kita langsung nyambung… Untungnya adegannya romantis, coba kalau adegannya berantem…waduh…haha.
Adegan yang paling di sukai apa?
Ada salah satu adegan yang panjang, ada sence yang dimana Fredo mau dikerjain sama pegawai-pegawai hotel. Ketika dia pergi, dia di tinggalin di tengah jalan..saat itu sampai Hari Raya Nyepi. Di situ emosinya harus naik dan naik terus. Selain itu lokasinya yang cukup cantik dan adegan yang cukup menarik. Saya dah ga sabar mau liat editing finalnya.
Disini kan ada adegan nguleknya…nah itu gimana tuh?
Ya itu dia latihan dulu dirumah setiap hari untuk bisa ngulek kacang…haha
Pendapat kamu tentang film ini?
Memang kalau mau dikatakan Dejavu…bukan dejavu yah, it’s just normal life. Jangan percaya Dejavu Cinta. Semua Itu merupakan sebuah masa lalu, masa lalu yang terkadang ada yang sedih, senang, patah hati..ya harus menerima masa lalu itu. Bagi saya ini Cuma mengingatkan tuk memahami dan menerima masa lalu saya.
Harapan Ashraf untuk film ini?
Saya bukan orang yang bisa meramalkan, yang paling penting adalah usaha. Jadi…kita usaha dulu. Yang pasti saya berharap semoga film ini bisa sukses, bisa disukai penonton.